DAMPAK SOSIALISASI MASYARAKAT BAGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Ilmu Sosial Dasar yang khususnya tentang pembahasan “Dampak Sosialisasi Masyarakat Bagi Perkembangan Pendidikan Anak”.
Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu sosial Dasar (softskill). Pemahaman tentang manusia dan hal – hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan suatu harapan suatu masalah dapat diselesaikan dan dihindari kelak, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Makalah ini  tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena penulis juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi dan saran, sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.

Depok, 15 November 2012
Fauziah Safarina        


ABSTRAKSI


Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Pada hakikatnya proses sosialisasi merupakan hasil dari interaksi antar manusia. Selama manusia masih berinteraksi, proses sosialisasi pun masih berlangsung.
Proses sosialisasi yang berlangsung di masyarakat umumnya melalui media tertentu. Beberapa media sosialisasi diantaranya keluarga, teman sepermainan, sekolah, dan media massa.
Dalam masyarakat tradisional sebagian besar sosialisasi terjadi dalam keluarga tetapi dalam masyarakat yang sudah berkembang, anak-anak juga disosialisasi oleh sistem pendidikan.
Sosialisasi dalam masyarakat sengatlah penting dan tentunya membawa berbagai pengaruh pada perkembangan anak. Pengaruh tersebut juga terjadi dalam perkembangan pendidikan anak. Sosialisasi masyarakat tentu memberikan dampak, baik dampak negatif ataupun dampak positif.



BAB I
PENDAHULUAN


1.1.                     Latar Belakang
Pendidikan sekarang merupakan kebutuhan primer bagi setiap individu di masyarakat.  Baik itu pendidikan informal di keluarga, atau pendidikan formal ataupun nonformal yang sekarang telah banyak bermunculan di tengah-tengah masyarakat.  Pandangan masyarakat tentang pendidikan telah berubah. Hal itu terjadi karena tuntutan zaman yang mengharuskan masyarakat untuk menempatkan pendidikan di prioritas pertama.
Sekolah merupakan pendidikan formal. Yang digunakan oleh seseorang sebagai media atau alat dalam sosialisasi dan interaksi di masyarakat. Di dalam sekolah dikenalkan berbagai macam pendidikan dan penanaman nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sehingga sekolah dapat dikatakan sebagai tindak lanjut dalam proses sosialisai seorang individu setelah di dalam keluarga. Dalam sekolah juga digunakan sebagai media latihan seorang individu sebelum yang bersangkutan terjun secara langsung dalam masyarakat.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Dalam suatu proses pembelajaran pasti ada interaksi antara guru dan murid. Oleh karena itu betapa pentingnya peran sosialisasi dalam bidang pendidikan sehingga menimbulkan dampak terhadap perkembangan pendidikan anak.
1.2.    Rumusan Masalah
Di makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah. Diantaranya adalah:
1)        Definisi sosialisasi
2)        Apa saja jenis dalam sosialisasi
3)        Tipe-tipe dalam sosialisasi
4)        Bagaimana proses sosialisasi
5)        Apa saja media dalam sosialisasi
6)        Sosialisasi dalam pendidikan
7)        Sosialisasi masyarakat terhadap perkembangan pendidikan anak
8)        Seperti apa pengaruh sosialisasi masyararakat terhadap pendidikan anak

1.3.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan tugas mata kuliah ilmu sosial dasar khususnya tentang pembahasan dampak sosialisasi masyarakat bagi perkembangan pendidikan anak. Melalui makalah ini, penulis mencoba untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep dalam sosialisasi, sosialisasi dalam masyarakat dan pendidikan, serta menyadari bahwa sosialisasi dapat menimbulkan dampak terhadap perkembangan pendidikan anak.

1.4.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1.    Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Pada hakikatnya proses sosialisasi merupakan hasil dari interaksi antar manusia. Selama manusia masih berinteraksi, proses sosialisasi pun masih berlangsung.
Proses sosialisasi dilakukan setiap orang sejak lahir di muka bumi sampai meninggal. Bahkan, seorang bayi yang baru lahir melakukan sosialisasi. Contohnya belajar membuka mata untuk melihat dunia, belajar memegang sesuatu, dan belajar merasakan sesuatu. Bersamaan dengan berjalannya waktu, pembelajaran bayi mengenai dunia semakin kompleks. Misalnya belajar berjalan, berbicara, makan, dan mengenal lingkungan sekitar. Berdasarkan tahapannya, proses sosialisasi seseorang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosialisasi primer dan sekunder.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli :
1.        Charlotte Buhler  : Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2.        Peter Berger  : Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
3.        Paul B. Horton  : Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
4.        Soerjono Soekanto : Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.

2.2.                     Jenis Sosialisasi
2.2.1. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun. Pada usia ini seorang anak mengenal lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Anak mulai mengenal ayah, ibu, kakak, paman, bibi, nenek, dan kakek. Melalui sosialisasi primer anak belajar tolong-menolong, toleransi, rela berkorban, taat beribadah, jujur, dan menyayangi anggota keluarga.
Proses sosialisasi primer mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Hal ini karena anak akan menerapkan hasil belajarnya dalam keluarga ke dalam pergaulan di masyarakat. Proses sosialisasi primer merupakan dasar seseorang melakukan sosialisasi sekunder.

2.2.2. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder terjadi setelah sosialisasi primer berlangsung. Pada sosialisasi sekunder seseorang belajar memahami lingkungan di luar keluarganya. Pada proses sosialisasi itu masyarakat atau orang lain mempunyai peranan penting. Sosialisasi sekunder diterima melalui pendidikan di sekolah dan pengalaman hidup. Ketika seseorang belajar menghormati guru, menyayangi sahabat, menghargai tetangga, pada saat itulah sosialisasi sekunder sedang berlangsung.
Hal ini menunjukkan setiap individu melakukan proses sosialisasi tanpa terkecuali. Setiap individu melakukan sosialisasi karena individu tersebut berupaya menjadi bagian dari suatu masyarakat. Melalui sosialisasi, individu mengenal dan memahami kebiasaan, perilaku, adat istiadat, dan peraturan lain yang berlaku di masyarakat. Secara umum, terdapat dua pola sosialisasi yang berkembang di masyarakat, yaitu sosialisasi represif dan partisipatif.

2.3.    Proses Sosialisasi
Pendapat beberapa ahli sosial mengenai pengertian proses sosialisasi.
1)        Krathwohl
Proses sosialisasi adalah proses yang mengusahakan seseorang menjadi peka terhadap rangsangan masyarakatnya dan menyesuaikan diri serta berperilaku seperti orang lain dalam masyarakatnya atau kebudayaannya.
2)        Laurence
Proses sosialisasi adalah proses pendidikan atau latihan seseorang yang belum berpengalaman dalam suatu kebudayaan dan berusaha menguasai kebudayaan sebagai aspek perilakunya.
3)        Guire
Proses sosialisasi adalah proses penyajian kemungkinan-kemungkinan perilaku perorangan dengan sanksi positif atau negatif yang menyebabkan penerimaan atau penolakan oleh orang lain.
4)        Lawang, Robert M.Z.
Proses sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan berpartisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial.


2.4.    Tipe Sosialisasi
Ada dua tipe macam dalam sosialisasi. Diantaranya :
1)        Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
2)        Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Dari kedua tipe sosialisasi tersebut, formal dan informal, kita lebih banyak mendapatkan tipe sosialisasi informal dalam kehidupan sehari-hari. Untuk sosialisasi formal, seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity).

2.5.    Media Sosialisasi
Proses sosialisasi yang berlangsung di masyarakat umumnya melalui media tertentu. Beberapa media sosialisasi sebagai berikut.
A.      Keluarga
Keluarga adalah agen sosialisasi karena mengajarkan berbagai nilai dan norma sosial kepada anak. Sikap sopan seorang anak dalam bertingkah laku merupakan salah satu wujud keberhasilan keluarga sebagai media penyaluran nilai dan norma. Kesopanan dan keramahan dapat membuat suasana lebih menyenangkan.
B.       Teman Sepermainan
Melalui teman sepermainan, anak belajar hidup dan bersosialisasi. Anak belajar berbagai hal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, teman sepermainan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi seseorang. Tidak menutup kemungkinan, teman sepermainan membawa dampak negatif bagi perkembangan diri individu. Hal ini karena proses sosialisasi melalui teman sepermainan berjalan tanpa pengawasan dari orang tua atau guru. Contoh seorang anak yang menjadi suka bicara kotor dan kurang sopan karena terpengaruh oleh teman-teman sepermainannya. Sosialisasi di lingkungan sepermainan yang baik mampu membentuk kepribadian yang baik pula, begitu pun sebaliknya.
C.      Sekolah
Nilai dan norma sosial dapat pula dipelajari melalui sekolah tempat seseorang belajar. Melalui sekolah seorang anak mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat menentukan profesinya pada masa depan. Oleh karena itu, sekolah menjadi salah satu media terpenting dalam proses sosialisasi.
D.      Media Massa
Sosialisasi dapat berlangsung melalui media massa, seperti televisi, surat kabar, majalah, dan tabloid. Media massa mampu menyajikan model perilaku yang dapat ditiru oleh individu untuk membangun jati dirinya. Selain itu, media massa mampu memengaruhi pola perilaku masyarakat. Di sinilah peran media massa sebagai media sosialisasi.

2.6.    Sosialisasi Dalam Pendidikan
Sosialisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup, bermula sejak lahir hingga mati. Proses sosialisasi itu terjadi dalam kelompok atau institusi sosial di dalam masyarakat. Di antara kelompok atau institusi sosial yang berperan penting dalam sosialisai anak adalah keluarga, kelompok sebaya, sekolah dan  media masa.
Dalam masyarakat tradisional sebagian besar sosialisasi terjadi dalam keluarga tetapi dalam masyarakat yang sudah berkembang, anak-anak juga disosialisasi oleh sistem pendidikan. Menurut Djumransjah (2006:146), sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga, yang berfungsi membantu keluarga untuk mendidik anak-anak, dimana pendidikan tersebut tidak didapatkan di lingkungan keluarga. Sekolah tidak hanya mengajarkan membaca, menulis, berpikir ilmiah dan keterampilan dasar lainnya, tetapi mengajarkan juga bagaimana cara murid itu mengembangkan dirinya, mengevaluasi prestasi murid melalui kompetisi, mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang dianggap perlu bagi anak-anak untuk memperoleh sukses dalam masyarakat yang semakin didominasi oleh persaingan antar individu.
Sekolah mengajarkan tentang pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan dikerjakan siswa tersebut ketika mereka dewasa, selanjutnya anak-anak mulai belajar tentang peran pekerjaan itu di masyarakat dan kemudian mereka akan mempelajari pekerjaan itu secara lebih formal. Sekolah juga mengajarkan tentang bagaimana menjadi warga negara yang baik antara lain seperti: mempunyai rasa bangga sebagai warga suatu komunitas atau negara, mempelajari sejarah dan geografi bangsa dan lain-lain.
Yang telah kita ketahui, agen soasialisasi salah satunya adalah lembaga pendidikan (Sekolah). Pada agen sosialisasi ini mengajarkan setiap tunas bangsa untuk berprilaku sesuai aturan setiap daerah masyarakat, agar menjadi individu yang baik.
Setiap sekolah memiliki aturan-aturan yang berbeda, hall tersebut digunakan untuk membantu melatih setiap individu berprilaku sesuai norma-norma yang ada di masyarakat, dan digunakan untuk menghindari penyimpangan penyimpangan social.

2.7.    Sosialisasi Masyarakat Terhadap Perkembangan Pendidikan Anak
Secara singkat pendidikan merupakan produk dari masyarakat. Pendidikan tidak lain merupakan proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek perilaku lainnya kepada generasi ke generasi. Dengan pengertian seperti itu, sebenarnya upaya tersebut sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari adalah sebagai hasil dari hubungan kita dengan orang lain, baik di rumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya. Segala sesuatu yang kita ketahui ternyata adalah hasil hubungan timbal balik yang telah sedemikian rupa dibentuk oleh masyarakat di sekitar kita.
Bagi suatu masyarakat, hakikat pendidikan diharapkan mampu berfungsi menunjang bagi kelangsungan dan proses kemajuan hidupnya. Agar masyarakat itu dapat melanjutkan eksistensinya, maka diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku lainnya kepada generasi mudanya.
Dalam pengertian sosialisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas pendidikan sebenarnya sudah dimulai semenjak seorang individu pertama kali berinteraksi dengan lingkungan eksternal di luarnya, yakni keluarga. Seorang bayi yang baru lahir tentunya hidup dalam keadaan yang tidak berdaya sama sekali. Menyadari hal demikian sang ibu berupaya memberikan segala bentuk curahan kasih sayang dan buaian cinta kasih melalui air susunya, perawatan yang lembut serta gendongan yang begitu
mesra kepada si bayi. Begitulah proses tersebut berlangsung selama si bayi masih tetap memerlukan pertolongan intensif dari manusia lain. Sampai pada umur tertentu ia tumbuh dan berkembang dengan sehat di dalam mahligai cinta kasih keluarga, perpaduan sepasang manusia yang menjadi orang tuanya.
Anggota keluarga baru itu terus menerus belajar mengetahui, mempelajari serta melakukan berbagai reaksi terhadap stimulus dari dunia barunya. Lalu, sang bayi juga berusaha memahami esensi nilai-nilai kemanusiaan dari keluarganya dalam bentuk gerak tubuh, belajar berbicara, tertawa serta semua tindak tanduk yang menggambarkan bahwa jiwa raganya telah terpaut erat oleh belaian kasih sayang manusia dewasa. Begitulah pendidikan berjalan dalam keluarga. Proses tersebut berlangsung pula ketika anak tumbuh menjadi manusia dewasa. Pendidikan sebagai proses sosialisasi di masyarakat berjalan mulai dari lingkungan yang terkecil sampai lingkungan yang terbesar dari individu tersebut.

2.8.    PENGARUH SOSIALISASI MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
Sosialisasi dalam masyarakat sengatlah penting dan tentunya membawa berbagai pengaruh pada perkembangan anak. Pengaruh tersebut juga terjadi dalam perkembangan pendidikan anak. Sosialisasi masyarakat tentu memberikan dampak, baik dampak negatif ataupun dampak positif. Berikut adalah beberapa dampak dari sosialisasi masyarakat terhadap perkembangan pendidikan anak.
A.      Dampak Positif
1)   Seorang siswa akan mengalami kemajuan yang pesat dalam hasil belajarnya, jika semua lingkungan pendidikan saling mendukung satu sama lain.
2)     Pergaulan dilingkungan masyarakat yang memiliki latar belakang yang baik akan membawa sang anak untuk menjadi lebih baik.
3)    Mempersiapkan mental sang anak untuk melanjutkan pendidikan jenjang yang lebih tinggi karena terbiasa bersosialisasi.
4)      Menjadikan sosialisasi masyarakat sebagai tolak ukur baik atau buruk proses masuk kedalam kelompok sosial.
5)        Menjadikan sosialisasi masyarakat sebagai sumber pengetahuan non-formal.

B.       Dampak Negatif
1)   Seorang siswa akan mengalami kesulitan belajar, jika semua lingkungannya tidak saling mendukung satu sama lainnya.
2)         Terbawa oleh dampak buruk yang dihasilkan sosialisasi masyarakat yang tidak sempurna.
3)         Menghambat proses belajar jika lingkungan sosial uruk.
4)         Membawa prilaku lingkungan sosial yang tidak baik kedalam lingkungan pendidikan.

























BAB III
PENUTUP


2.9.    Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu hal yang kita sadari, terencana, terstruktur dan disengaja yang dilakukan dari bayi hingga kita mati. Dalam pendidikan terjadi proses sosialisasi yaitu pengenalan dan penanaman nilai-nilai social dan norma-norma social yang ada dan berlaku dalam pendidikan. Pendidikan merupakan proses adaptasi seorang terhadap masyarakat dan lingkungannya agar dapat bertahan dalam tempat ia hidup.
Melalui proses pendidikan, anak-anak diperkenalkan pada nilai dan norma atau budaya masyarakat, bangsa, dan negaranya, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Semua itu amat bermanfaat bagi pengembangan kepribadian anak sebagai individu dan sekaligus sebagai warga masyarakat, bangsa, dan negara. Sekolah sesungguhnya juga menyediakan sarana bagi terbentuknya kelompok teman sebaya (peer group).
Jadi, perkembangan pendidikan anak sangat tergantung dari sosialisasi yang terjadi di masyarakat anak itu sendiri.






DAFTAR PUSTAKA



Copyright by Fauziah Safarina 2012. Powered by Blogger.

GUNADARMA UNIVERSITY

STUDENTSITE NEWS

My Twitter

Twitter icon

My Tweets

Loading..

Popular Posts

Total Pageviews