INFLASI DAN PENGANGGURAN


I.          Definisi Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga secara umum atau suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu).

II.          Penyebab Inflasi
1.         Kelebihan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat (money in circulation).
2.         Kekurangan barang yang ditawarkan dalam masyarakat.
3.         Permintaan melebihi penawaran (demand pull inflation).
4.         Meningkatnya biaya produksi barang (cost push inflation).
5.         Meningkatnya indeks harga konsumen (consumer price index).
6.         Inflasi dari luar negeri (imported inflation).

III.          Klasifikasi Inflasi
Inflasi dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, sebab terjadinya, dan berdasarkan asalnya.
1.        Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi:
1)        Inflasi Ringan (Creeping Inflation)
Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun
2)        Inflasi Sedang (Galloping Inflation)
Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun
3)        Inflasi Berat (High Inflation)
Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun
4)        Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation)
Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Hal ini pernah dialami Indonesia pada masa orde lama.

2.         Inflasi Berdasarkan Sebabnya
1)       Demand Pull Inflation
Inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran produksi. Akibatnya, sesusai dengan hukum permintaan jika permintaan banyak sementara penawaran tetap, harga akan naik. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.
2)       Cost Push Inflation
Inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi. Akibat naiknya biaya faktor produksi, dua hal yang dapat dilakukan oleh produsen yaitu langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama atau harga produknya naik  karena penurunan jumlah produksi.
3)       Bottle Neck Inflation
Inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran (supply) atau faktor permintaan (demand). Jika dikarenakan faktor penawaran maka persoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada sudah terpakai tetapi permintaannya masih banyak sehingga menimbulkan inflasi.

3.        Inflasi Berdasarkan Asalnya
1)Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
Inflasi ini timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya, biasanya pemerintah melakukan kebijakan mencetak uang baru.
2) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation)
Inflasi ini timbul karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi tinggi. Kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara-negara mitra dagang utama (antara lain disebabkan melemahnya nilai tukar) yang secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan kenaikan biaya produksi di dalam negeri.

IV.          Definisi Pengangguran
Pengangguran dapat diartikan sebagai penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru, atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discouraged workers) atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja atau memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

V.          Jenis-Jenis Pengangguran
1.         Pengangguran Friksional
Pengangguran ini bersifat sementara, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan lowongan kerja. Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan waktu, informasi, maupun jarak. Pengangguran friksional bukanlah wujud sebagai akibat dari ketidakmampuan memperoleh pekerjaan, melainkan sebagai akibat dari keinginan untuk mencari kerja yang lebih baik. Di dalam proses mencari kerja yang lebih baik adakalanya mereka harus menganggur. Akan tetapi, pengangguran ini tidak serius karena bersifat sementara.

2.         Pengangguran Konjungtural / Siklikal
Terjadi karena adanya pengurangan pekerjaan sebagai akibat fluktuasi berkala dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pengangguran ini terjadi dikarenakan suatu kondisi pasang surutnya produksi atau karena adanya perubahan konjungtur (turunnya permintaan efektif terhadap barang dan jasa dalam masyarakat akan menurunkan produksi sehingga mengakibatkan pengurangan buruh). Contohnya seseorang menjadi menganggur karena di-PHK dari perusahaannya disebabkan karena kondisi ekonomi yang tidak stabil (inflasi).

3.         Pengangguran Musiman
Yaitu jenis pengangguran yang terjadi secara berkala, misalnya pengangguran pada saat selang waktu antara musim tanam dan musim panen. Di sektor pertanian pekerjaan yang paling padat adalah musim tanam dan musim panen sehingga saat selang waktu antara musim tanam dan panen banyak terjadi pengangguran

4.         Pengangguran Struktural
Disebabkan oleh perubahan di dalam struktur ekonomi yang berasal dari faktor tertentu seperti perubahan teknologi atau relokasi industri atau oleh perubahan dalam komposisi angkatan kerja. Pengangguran struktural terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara lowongan pekerjaan dan pekerja yang menganggur karena penganggur tersebut tidak memiliki kemampuan yang tepat atau tidak tinggal di tempat yang tempat untuk mengisi lowongan pekerjaan. Misalnya, tenaga kerja yang dibutuhkan untuk industri kimia menuntut persyaratan yang relatif berat, yaitu pendidikan minimal sarjana muda (Program D3), mampu menggunakan komputer dan menguasai minimal bahasa inggris.

5.         Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi terjadi ketika mesin-mesin menggantikan manusia. Contohnya, pada pembangunan jalan raya. Mesin-mesin berat dapat digunakan untuk memudahkan pekerjaan pembuatan jalan raya. Penggunaan mesin berat akan mengurangu tenaga manusia yang diperlukan dalam kegiatan membangun jalan raya.

VI.          Cara Mengatasi Inflasi dan Pengangguran
Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.
Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
1.         Kebijakan Moneter
Segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga     kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini meliputi:
a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI.
c. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang.
d. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara     memperketat pemberian kredit
e. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada     tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1

2.         Kebijakan Fiskal
Dapat dilakukan dengan cara:
a.    menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada     pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
b.         Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
c.         Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10%     untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

3.      Kebijakan Non Moneter
Dapat dilakukan melalui:
a.    Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif     dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
b.       Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan     upah disaat sedang inflasi.
c.    Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.

John Maynard Keynes mengemukakan bahwa pengangguran tidak dapat dihapuskan, tetapi hanya dapat dikurangi. Adapun langkah yang harus ditempuh pemerintah untuk menurunkan tingkat pengangguran, yaitu:
a)        Menyusun rencana pembangunan yang diarahkan pada kegiatan untuk mengurangi ketimpangan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
b)   Merumuskan kebijakan di bidang penanaman modal, perizinan, usaha, perpajakan, moneter, dan perdagangan.
c)         Menyusun program dan proyek perluasan kesempatan kerja.
d)        Mendorong terbuka kesempatan usaha-usaha informal.

Selain itu, cara mengatasi pengangguran dapat dilakukan sebagai berikut:
1.     Pada pengangguran siklis dengan melakukan peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum, seperti membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya. Serta mengarahkan permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa serta memperluas pasar barang dan jasa.
2.   Pada pengangguran struktural, dengan melakukan pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan industru yang bersifat padat karya, sehingga mampu menampung tenaga kerja yang menganggur.
3.        Pada pengangguran friksional, dengan mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga kerja sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan keputusan menerima atau tidak berlangsung lebih cepat. Cara lain adalah menyusun rencana penggunaan tenaga kerja sebaik mungkin.
4.        Pada pengangguran musiman, dengan pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar memiliki keterampilan untuk dapat bekerja pada “masa menunggu” musim tertentu.

Referensi:
Widjajanta, Bambang., & Aristanti Widyaningsih. 2007. Mengasah Kemampuan Ekonomi. Bandung: Citra Praya.
Ahman, Eeng., & Epi Indriani. Ekonomi dan Akutansi (Membina Kompetensi Ekonomi). Jakarta: PT Grafindo Media Pratama
S, Alam. 2006. Ekonomi Jilid 2. Jakarta: ESIS.

Daftar Pustaka:
http://taufieqhiedaeyat.blogspot.com/2010/07/pengertian-inflasi.html

1 comments:

Dikaresta said...

Inflasi terus menggerus! memang udah saatnya pinter-pinter deh atur duit.. Baca artikel ini agar terhindar dari inflasi.
investasi yang aman dari inflasi

Post a Comment

Copyright by Fauziah Safarina 2012. Powered by Blogger.

GUNADARMA UNIVERSITY

STUDENTSITE NEWS

My Twitter

Twitter icon

My Tweets

Loading..

Popular Posts

Total Pageviews