STRATEGI MENGAJAR UNTUK MEMOTIVASI ANAK DALAM MENEMPUH PENDIDIKAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas
berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Ilmu Sosial Dasar
yang khususnya tentang pembahasan “Strategi Mengajar Untuk Memotivasi Anak
Dalam Menempuh Pendidikan”.
Makalah ini dibuat dalam rangka
pembelajaran mata kuliah Ilmu sosial Dasar (softskill). Pemahaman
tentang manusia dan hal – hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan,
dengan suatu harapan suatu masalah dapat diselesaikan dan dihindari kelak,
sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena penulis juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena
itu arahan, koreksi dan saran, sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.
Depok, 13 November 2012
Fauziah
Safarina
ABSTRAKSI
Strategi mengajar adalah
suatu rangkaian kegiatan yang telah dirancang guna mencapai tujuan secara
efektif dan efisien yang dilakukan oleh pendidik dan anak.
Motivasi
adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan atau tingkah
laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu.
Terdapat empat hal yang menjadi pengaruh
utama dalam memotivasi seorang anak. Yaitu
budaya, keluarga, sekolah, dan diri
anak itu sendiri.
Upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk memotivasi anak yaitu jalin hubungan yang harmonis dengan anak,
kenali karakteristik anak, tanamkan cara pandang yang positif tentang manfaat
belajar, tumbuhkan cita-cita anak setinggi-tingginya, ubah perspektif anak
bahwa belajar itu tidak sulit, layani dan fasilitasi belajar anak dengan baik.
Memotivasi anak adalah menjadi tantangan
tersendiri bagi para pendidik. Agar anak lebih semangat dan termotivasi,
haruslah mencoba beberapa cara berikut yaitu terlibat dalam kegiatan anak, bantu
anak merancang strategi, orangtua senang membaca anak juga, rayakan
keberhasilannya, belajar sambil bermain.
Ada beberapa strategi
mengajar untuk memotivasi anak dalam menempuh pendidikannya. Diantaranya pendekatan individual, pendekatan kelompok, pendekatan
bervariasi, pendekatan edukatif, pendekatan komunikatif, pendekatan
kebermaknaan, pendekatan konsep, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan lingkungan,
dan pendekatan proses.
BAB
I
PENDAHULUAN
2.1.
Latar
Belakang
Pada
zaman modern sekarang ini, masalah pendidikan merupakan suatu hal yang sangat
penting. Abad mendatang merupakan suatu tantangan bagi generasi yang akan
datang. Namun faktanya, banyak masalah mengenai anak terhadap pendidikannya
akibat kehilangan motivasi. Banyak hal yang mempengaruhi emosi anak untuk sadar
tentang pendidikan dengan keinginan sendiri. Maka menyadarkan anak terhadap
pendidikan yang diperlukan berarti menimbulkan motif belajar anak. Anak
terutama yang masih muda, banyak yang belum mengerti arti pendidikan dan apakah
berguna dimasa depan belumlah ia sadari. Orangtua tidak boleh lepas tangan
mengenai pendidikan anak-anaknya di sekolah.
Dengan diberikan motivasi, anak akan mau melakukan sesuatu
untuk mencapai sebuah tujuan. Dengan kata lain, motivasi baru akan tertanam
jika anak-anak mengerti bahwa pendidikan mereka untuk sebuah alasan atau
tujuan. Masalahnya, alasan atau tujuan yang akan kita sampaikan juga harus
benar. Karena jika salah arah, motivasi belajar tidak akan bertahan lama
sehingga cepat pudar dan luntur.
Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar anak bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan
guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak. Maka untuk menumbuhkan motivasi belajar anak, pendidik harus mengetahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dan factor-faktor yang
mempengaruhinya serta strategi mengajar untuk memotivasi anak
terhadap pendidikannya.
2.2.
Rumusan
Masalah
Di makalah ini terdapat beberapa
rumusan masalah. Diantaranya adalah:
1)
Definisi strategi mengajar
2)
Definisi motivasi
3)
Fungsi motivasi
4)
Jenis-jenis motivasi
5)
Apa saja pegaruh utama dalam memotivasi
anak
6)
Bagaimana upaya dalam memotivasi anak
7)
Cara memotivasi anak
8)
Bagaimana strategi mengajar dalam
memotivasi anak
2.3.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan tugas
mata kuliah ilmu sosial dasar khususnya tentang pembahasan Strategi Mengajar
Untuk Memotivasi Anak Dalam Menempuh Pendidikan. Melalui makalah ini, penulis
mencoba untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang strategi
mengajar, konsep-konsep dalam memotivasi anak, serta strategi mengajar untuk
memotivasi anak.
2.4.
Metode
Penulisan
Metode penulisan yang digunakan
dalam makalah ini yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan
metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang
dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Strategi
Mengajar
Strategi mengajar adalah suatu rangkaian
kegiatan yang telah dirancang guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien
yang dilakukan oleh pendidik dan anak.
2.2.
Pengertian
Motivasi
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif/daya menjadi perbuatan
atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu.
Motivasi
merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri anak yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas
belajar.
2.3.
Fungsi
Motivasi
Motivasi
dianggap penting di dalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari segi
fungsi dan nilainya atau manfaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi
mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku
anak. Penjelasan mengenai fungsi-fungsi
motivasi adalah:
1.
Mendorong anak
untuk bertindak/berbuat. Motivasi berfungsi sebagai pengerak atau motor yang
memberikan energi/kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
2.
Menentukan arah
perbuataan. Yakni ke arah perwujudan tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah
penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Makin jelas
tujuan itu, makin jelas pula jalan yang harus ditempuh.
3.
Menyeleksi
perbuatan. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan,
yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan.
2.4.
Jenis
Motivasi
2.4.1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah yang
timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan
tertentu, memperolah informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk
berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain.
Motivasi instrinsik adalah motivasi
yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan
tujuan-tujuan siswa sendiri dan tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata
lain, individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tertentu tanpa
adanya faktor pendorong dari luar.
Pendidik dapat menggunakan beberapa
strategi dalam pembelajaran agar anak termotivasi secara instrinsik, yaitu:
1.
Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan anak sehingga
tujuan belajar menjadi tujuan anak atau sama dengan tujuan anak.
2.
Memberi kebebasan kepada anak untuk memperluas
kegiatan dan materi belajar selama masih dalam batas-batas daerah belajar yang
pokok.
3.
Memberikan waktu ekstra yang cukup banyak bagi anak
untuk mengembangkan tugas-tugas mereka dan memanfaatkan sumber-sumber belajar
yang ada di sekolah.
4.
Kadang kala memberikan penghargaan atas pekerjaan
anak.
Perlu diketahui, anak yang memiliki
motivasi instrinsik akan memiliki tujuan:
a)
Menjadi orang yang terdidik
b)
Berpengetehuan
c)
Ahli dalam bidang studi tertentu
2.4.2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
timbul akibat adanya pengaruh dari luar individu. Seperti hadiah, pujian,
ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian
orang mau melakukan sesuatu.
Pemberian
motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, karena jika anak
diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi instrinsik yang
sudah ada dalam diri siswa anak hilang. Motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan
motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam
pembelajaran.
Ada beberapa
cara untuk membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi
instrinsik:
a.
Kompetisi (persaingan)
b.
Pace making (membuat tujuan sementara atau dekat)
c.
Tujuan yang jelas
d.
Kesempatan yang sukses
e.
Minat yang besar
f.
Mengadakan penilaian atau tes
2.5.
Pengaruh
Utama Dalam Motivasi Anak
Ada empat pengaruh utama dalam motivasi belajar seorang anak.
Diantaranya :
1.
Budaya
Masing-masing
kelompok atau etnis telah menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung
nilai-nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam pengertian
akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu terungkap melalui pengaruh agama,
undang-undang politik untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua
yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka dalam hubungannya dengan
sekolah. Hal–hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar anak.
2.
Keluarga
Berdasarkan
penelitian orang tua memberi pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang
anak. Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak-anak memeberi
pengaruh yang sangat kuat dalam setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut
sampai habis masa SMA dan sesudahnya.
3.
Sekolah
Ketika
sampai pada motivasi belajar, para gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam
banyak hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka bisa membuat
kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan atau menarik. Dan kita bisa mengingat
seorang guru yang memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan serta
membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan pengetahuan yang mengagumkan.
4.
Diri anak itu
sendiri
2.6.
Upaya
Dalam Memotivasi Anak
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk memotivasi belajar anak adalah sebagai berikut:
A.
Jalin hubungan yang harmonis dengan anak.
Hubungan yang dekat dan harmonis dengan anak merupakan prasyarat untuk
dapat mengenali karakteristik anak yang penting dalam rangka memberikan
motivasi belajar kepada anak.
B.
Kenali karakteristik anak.
Karakteristik anak demikian unik, maksudnya bahwa tidak ada dua individu
anak yang memiliki karakteristik sifat, bakat, kemampuan yang sama. Itulah
sebabnya, dalam memberikan dorongan belajarnya pun harus disesuaikan dengan
karakteristik anak yang bersangkutan, sehingga anak tersebut akan meresponnya
dengan perasaan senang. Untuk dapat menanamkan agar anak memiliki motivasi
belajar yang tinggi, maka guru dan orang tua terlebih dahulu harus mengenali
bakat, minat, dan kemampuan seorang anak. Ada beberapa karakteristik modalitas
belajar anak. Diantaranya :
1)
Visual
a.
Suka sekali buku atau bacaan.
b.
Mengingat dengan cara melihat di kertas.
c.
Teratur.
d.
Lebih senang melihat daripada bicara atau berbuat.
e.
Mengenali hal-hal secara detail.
f.
Lebih mudah mengenal wajah orang daripada namanya.
g.
Mudah terganggu suara.
h.
Suka mencoret-coret kertas.
2)
Auditif
a.
Suka ngobrol
b.
Ngomong sendiri keras-keras.
c.
Senang menjelaskan sesuatu pada orang lain.
d.
Mudah mengingat nama.
e.
Mengenali variasi nada suara orang.
f.
Memahami konsep dengan cara berbicara.
g.
Mengingat dengan cara mengucapkannya berulang-ulang.
h.
Menikmati musik.
i.
Sering bersenandung atau menyanyi.
j.
Menikmati pertunjukan seni.
k.
Mengulangi kata-kata saat Anda membacakan cerita atau
mendongeng.
l.
Senang berada di antara banyak orang.
3)
Kinestetik
a.
Banyak bergerak.
b.
Suka menyentuh orang yang diajaknya bicara.
c.
Suka mengetuk-ngetuk atau kakinya seolah sedang
mengikuti irama.
d.
Tidak suka membaca.
e.
Sulit mengeja.
f.
Senang mencoba hal-hal baru.
g.
Tampak seperti hiperaktif.
h.
Mengekspresikan perasaan dengan gerakan, misalnya
memeluk, menendang dan memukul.
i.
Saat bicara tubuhnya banyak bergerak.
j.
Senang menyentuh apa saja.
k.
Tak suka duduk lama-lama.
l.
Suka berolah raga dan senang menjadi pemain dalam
sebuah pentas.
C.
Tanamkan cara pandang yang positif tentang
manfaat belajar.
Cara pandang adalah suatu kecenderungan seseorang dalam menginterpretasikan
sesuatu hal yang dapat menentukan suatu penilaian dan sekaligus mempengaruhi
respon kita terhadap sesuatu hal termasuk masalah belajar. Dengan cara pandang
yang positif terhadap manfaat belajar, maka seseorang akan memiliki motivasi
belajar yang tinggi.
D.
Tumbuhkan cita-cita anak
setinggi-tingginya.
Dengan tertanamnya suatu cita-cita yang tinggi mau tidak mau akan mendorong
seseorang untuk berupaya sekuat tenaga untuk mencapai apa yang
dicita-citakannya. Dengan tumbuhnya cita-cita pada seorang anak, maka akan
menjadi pendorong untuk giat belajar tanpa merasa terpaksa dan tertekan.
E.
Ubah perspektif anak bahwa belajar itu
tidak sulit.
Banyak terjadi kalah sebelum berperang. Bila seorang anak mendengar kata
misalnya "Pelajaran Matematika", biasanya langsung terbayang bahwa
pelajaran matematika itu suatu pelajaran yang sulit, dan bisa diduga untuk
selanjutnya anak menjadi enggan dan takut untuk belajar matematika. Padahal
bila di atidak memiliki gambaran yang negatif dan berupaya mempelajari
pelajaran matematika tersebut, bisa jadi dia sebaliknya akan menyenangi
pelajaran matematika itu. Oleh sebab itu, penting sekali kepada seorang anak
diberikan gambaran bahwa semua mata pelajaran itu tidak ada yang sulit bila
kita mau mempelajarinya dengan baik.
F.
Layani dan fasilitasi belajar anak dengan
baik.
Guru dan orang tua harus mengubah
paradigma lama yang memandang bahwa guru dan orang tua yang menentukan
segala-galanya, dengan paradigma baru yang memposisikan bahwa guru dan orang
tua sebagai fasilitator yang bijaksana yang memfasilitasi agar seorang anak
dapat mengembangkan potensi dirinya baik sikap, pengetahuan, maupun
keterampilan melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Poin-poin tersebut di atas harus dilakukan
secara konsisten dan berulang-ulang hingga menjadi suatu kebiasaan dan menyatu
dengan jiwa anak. Sehingga melalui pendekatan-pendekatan seperti tersebut di
atas, tujuan pendidikan nasional tentang kecerdasan maupun sikap mental
anak-anak bangsa sebagaimana diharapkan akan tercapai secara optimal.
2.7.
Cara
Memotivasi Anak
Memotivasi anak
adalah menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Agar anak lebih
semangat dan termotivasi, cobalah beberapa
cara berikut.
1)
Terlibat dalam kegiatan anak
Saat
si kecil tahu orangtuanya tertarik pada apa yang dilakukannya, anak akan
bersemangat untuk mengajak Anda mengikuti seluruh prosesnya. Anak juga akan
semakin terpacu untuk memberi hasil yang terbaik. Menjadi penonton saat anak
bertanding di laga sepak bola antar sekolah, misalnya, membuat anak menyadari
Anda selalu hadir mendampinginya di berbagai kesempatan untuk memberi semangat.
2)
Bantu anak merancang strategi
Si
kecil belum paham betul bagaimana caranya membangun skala prioritas serta
mencari solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi. Terlebih saat anak mulai
mampu menetapkan target prestasi yang ingin diraihnya. Bantu anak menyusun
rencana untuk meraih target, serta mempersiapkannya dalam menghadapi rintangan.
3)
Orangtua senang membaca, anak
juga
Sudah
masuk sekolah, kok membacanya belum lancar juga? Anak mungkin belum menemukan
asyiknya membaca, karena tidak pernah melihat orangtuanya membaca buku . Anak-anak
yang tidak pernah dibacakan dongeng sebelum tidur juga cenderung lambat dalam
belajar membaca. Jika Anda ingin mengajarkan anak untuk lancar membaca,
tunjukkan bahwa Anda juga senang membaca. Bacalah koran, majalah, atau apapun
dengan suara keras agar si kecil tahu betapa asyiknya membaca.
4)
Rayakan keberhasilannya
Saat
anak berhasil mendapat prestasi memuaskan, jangan segan-segan untuk memujinya.
Sekecil apapun keberhasilan yang dilakukannya –bahkan sekedar membereskan
tempat tidur sampai rapi- lontarkan pujian pada anak. Ingin merayakannya dengan
sesuatu yang spesial juga ide bagus. Tak perlu perayaan semarak. Makan malam
dengan menu favoritnya juga cukup membuat buah hati Anda merasa spesial.
5)
Belajar sambil bermain
Setiap
orang, anak-anak maupun dewasa, memiliki metode belajar yang berbeda. Khusus
bagi anak, sediakan metode belajar sambil bermain yang membuatnya tidak cepat
bosan. Mengajarkan bahasa Inggris lewat film kartun, misalnya.
2.8.
Strategi
Mengajar Untuk Memotivasi Anak
Ada beberapa strategi
mengajar untuk memotivasi anak dalam menempuh pendidikannya. Yaitu :
1.
Pendekatan Individual
Masing-masing
anak didik mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dari satu anak didik
dengan anak didik lainya. Perbedaan anak didik tersebut memberikan wawasan pada
guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik.
Pendekatan individual mempunyai arti yang saangat penting bagi kepentingan
pengajaran, pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini,
pemilihan metode tidak bisa begitu saja mengabaikan pendekatan individual ini,
sehingga guru dalam melaksanakan tugasnya selalu saja melakuan pendekatan ini
terhadap anak didik dikelasnya.
2.
Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan
mengembangkan sikap sosial anak didik karena anak didik adalah merupakan
makhluk yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama. Dengan pendekatan
kelompok diharapkan dapat ditumbug kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri
setiap anak didik, mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang bada dalam
diri mereka masing-masing sehingga terbina sikap kesetiakawanan dikelas.
Dalam
menerapkan pendekatan kelompok maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal
itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung , metode yang
akan dipakai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang cocok
didekati dengan pendekatan kelompok. Karena itu pendekatan kelompok tidak bias
dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal yang ikut
mempengaruhi penggunaannya.
3.
Pendekatan Bervariasi
Ketika
guru dihadapkan pada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan
berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang
dihadapi oleh anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan, maka
pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi,
contohnya anak didik yang tidak disiplin dan anak didik yang suka bicara akan
berbeda pemecahanya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula. Pendekatan
bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh anak
didik dalam belajar bermacam-macam.
Kasus
yang biasa muncul dalam pengajaran dengan berbagai motif, sehinggga diperlukan
variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi
ini ini sebagai alat yang dapat guru gunakan untuk kepentingan
pengajaran.
4.
Pendekatan Edukatif
Dalam pendidikan, guru
akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakankekuasaan, karena hal itu akan
merugikan pertumbuhan dan perkembangan keperibadian anak didik. Pendekatan yang
benar bagi guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan,
sikap, dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan
untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hokum, norma social dan norma
agama.
5.
Pendekatan komunikatif
Pendekatan
ini banyak digunakan dalam pengajaran bahasa, yang mengarahkan pada tujuan
pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Siswa
dibimbing unutk dapat menggunakan bahasa bukan sekedar mengetahui tentang
bahasa, tetapi bertujuan membentuk kompetensi yakni kemampuan menggunakan
bahasa dalam berbagai konteks komunikasi.
6.
Pendekatan kebermaknaan
Pendekatan ini
dipandang paling cocok untuk mendukung tujuan utama pengajaran bahasa Inggris.
Beberapa konsep penting yang mendasari pendekatan kebermaknaan ini adalah :
a.
Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa
kata). Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (
gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan).
b.
Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan
maupun situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan kebermaknaan
terhadap pengajaran bahasa yang harus didukung oleh pemahaman lintas budaya.
c.
Makna dapat diwujudkan melalui kalimat
yang berbeda, baik secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai
makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat itu digunakan. Jadi
keragaman ajaran diakui keberadanya dalam bentuk lisan maupun tertulis.
d.
Belajar bahasa asing adalah belajar
berkomunikasi melalui bahasa tersebut sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan
maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh pembelajaran
unsur-unsur bahasa sasaran.
e.
Motivasi belajar siswa merupakan faktor
utama yang menentukan keberhasilan belajarnya, kadar motivasi ini banyak
ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahwa pelajaran dan kegiatan pembelajaran
siswa yang bersangkutan , dengan kata lain kebermaknaan bahan pelajaran dan
kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam keberhasilan
belajar siswa.
Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa jika hal itu berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai dan masa depannya. Harus dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa jika hal itu berhubungan dengan kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat, tata nilai dan masa depannya. Harus dijadikan pertimbangan pengambilan keputusan pengajaran dan pembelajaran untuk membuat pelajaran lebih bermakna bagi siswa.
f.
Dalam proses belajar mengajar, siswa
merupakan subjek utama dan bukan hanya sebagai objek belaka. Oleh karena itu
ciri-ciri dan kebutuhan mereka dipertimbnagkan dalam segala keputusan yang
terkait dengan pengajaran.
g.
Dalam proses belajar mengajar guru
berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan keterampilan
bahasanya. Dengan demikian untuk mencapai tujuan mengembangkan keterampilan
berbahsa Ingris yang dikehendaki, guru hendaknya memberi kesempatan kepada
siswa untuk mempraktekkan bahasa ingris secara memadahi tanpa merasa bosan,
meskipun ada pengulangan dalam mempraktekkan hal-hal yang sama.
7.
Pendekatan Konsep
Pendekatan ini
merupakan pendekatan belajr bermakna dengan melalui generalisasi konsep atau
menghubung-hubungkan antar konsep sehingga lebih bermakna.
Pendekatan konsep ini
digunakan agar pemahaman siswa lebih bermakna tidak berlepas-lepas sehingga
bertahan dari ingatannya dan siswa benar-benar memahami suatu konsep, ia akan
menerapkan pada situasi baru.
8.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah
merupakan suatu proses yang mengharuskan siswa unutk menemukan suatu
generalisasi dari konsep-konsep yang sudah dipelajari, kemudian menerapkannya
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
9.
Pendekatan Lingkungan
Dalam menggunakan
pendekatan ini harus diperhatikan bahwa materi pelajaran hendaknya mempunyai
hubungan erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga lebih konkrit, mudah
dipahami dan mengetahui manfaatnya. Pengajaran disesuaikan dengan keadaan
lingkungan ini mencakup semua benda dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi
siswa.
10.
Pendekatan Proses
Pendekatan keterampilan
proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pada
proses belajar mengajar yang mnekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan berarti kemampuan
menggunakan pikiran , nalar dan perbuatan secara efisien dan effektif unutk
mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreatifitas.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi anak terhadap pendidikan baik faktor yang ada
dalam diri anak seperti minat dan kemauan maupun faktor yang ada di luar anak. Menumbuhkan motivasi kepada anak bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses menumbuhkan
motivasi harus dilakukan secara berulang
supaya anak semakin termotivasi dalam menempuh pendidikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Friday, November 16, 2012
|
Labels:
ISD
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Copyright by Fauziah Safarina 2012. Powered by Blogger.
MY CAMPUS
STUDENTSITE NEWS
About Me
Facebook Contact
My Twitter
My Tweets
Popular Posts
-
Ini salah satu bahan praktikum fisika dasar gue pas masih di tingkat 1. Gue share supaya bisa membantu peserta praktikum tingkat 1 lainnya...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang kaya akan budaya dan dae...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain. Meskipun hidup ber ke...
-
Tujuan saya memilih topik ini adalah untuk mendeskripsikan penyesuaian diri pada kepribadian ekstrovert dan introvert. Lalu mengetahui pe...
-
I. Definisi Pendapatan Nasional Pendapatan nasional dapat didefinisikan sebagai: · Nilai barang dan jasa yang diprodu...
-
1. Teori Perilaku Produsen Teori Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana tingkah laku produsen dalam me...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya manusia banyak tujuan yang hendak dicapai sepanjang hidupnya. Seringkali ...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi I...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki keberagaman terbany...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin pada bagian budaya-budaya ...
0 comments:
Post a Comment