KUALITAS LULUSAN PENDIDIKAN KESETARAAN UNTUK MENINGKATKAN SDM



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Ilmu Sosial Dasar yang khususnya tentang pembahasan “Kualitas Lulusan Pendidikan Kesetaraan Untuk Meningkatkan SDM”.
Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu sosial Dasar (softskill). Pemahaman tentang manusia dan hal – hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan suatu harapan suatu masalah dapat diselesaikan dan dihindari kelak, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Makalah ini  tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena penulis juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi dan saran, sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.

Depok, 11 November 2012
Fauziah Safarina        



ABSTRAKSI


Pendidikan kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang meliputi kelompok belajar (kejar) Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis lainnya.  Peranan pendidikan kesetaraan sangat berarti bagi masyarakat yang tidak dapat dilayani oleh pendidikan formal. Berbagai peranan pendidikan kesetaraan diantaranya mendukung program wajib belajar 9 tahun, pendidikan kesetaraan dapat  meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan kesetaraan melepas belenggu kebodohan.
Upaya konkrit yang perlu dipacu dalam mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah melalui pembangunan pendidikan. SDM sangat diperlukan untuk pembangunan sektor industri dan sektor lainnya atau dapat memanfaatkan  SDM yang dihasilkan oleh pembangunan pendidikan.
Pendidikan kesetaraan akan memberikan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap pada subjek didik dalam berbagai bidang dan aspek. Manusia terdidik akan memiliki daya cipta, rasa, karsa dan karya, dan pada saatnya manusia itu akan terjun ke lapangan kerja dan sedapat-dapatnya mencipta lapangan kerja. Pendidikan kesetaraan diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam melahirkan generasi unggul yang siap untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang mempunyai wibawa dan disegani, disamping siap berkompetisi lebih terbuka di tataran internasional.
Pendidikan kesetaraan dapat menjadi jembatan  untuk bisa memecahkan permasalahan yang ada serta memberikan kontribusi dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal utama dalam pembangunan untuk menghadapi globalisasi.
SDM yang berkualitas dapat terbentuk melalui proses pendidikan  baik pendidikan persekolahan maupun pendidikan luar sekolah (pendidikan kesetaraan).




BAB I
PENDAHULUAN


2.1.    Latar Belakang
Rendahnya persentasi daya serap angkatan kerja bukan semata-mata karena sempitnya lapangan kerja. Faktanya, kualifikasi lembaga pencari tenaga kerja tidak terpenuhi oleh pencari kerja. Informasi ini memberikan petunjuk bahwa masyarakat memerlukan pendidikan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha/ industri. Tujuannya agar jadi bekal untuk memasuki lapangan kerja atau usaha mandiri. 
Pendidikan sangat berperan bagi pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan pembangunan karakter bangsa. Dengan demikian masyarakat memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, potensi kebutuhan, dan yang tidak terasing dari kehidupan masyarakatnya. Belajar sesungguhnya tidak terjadi pada lingkungan sekolah semata. Setiap orang selalu belajar dari kejadian dan pengalamannya.
Pendidikan kesetaraan berupaya membuat pembelajaran individual dari berbagai kalangan lebih terarah dalam suatu proses pembelajaran, sehingga dapat mengikuti proses penyetaraan sesuai dengan jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal. Program pendidikan kesetaraan telah berperan penting dalam dan sangat signifikan dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat putus sekolah, anak-anak yang kurang mampu, masyarakat daerah terpencil, peserta didik usia dewasa yang tidak terjangkau oleh pendidikan formal.
Pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang mencakup Program Paket A, Paket B, dan Paket C.

2.2.    Rumusan Masalah
Di makalah ini terdapat beberapa rumusan masalah. Diantaranya adalah:
1)        Definisi pendidikan kesetaraan
2)        Peranan pendidikan kesetaraan
3)        Fungsi pendidikan kesetaraan
4)        Tujuan pendidikan kesetaraan
5)        Sasaran pendidikan kesetaraan
6)        Macam-macam pendidikan kesetaraan
7)        Standar kompetensi lulusan pendidikan kesetaraan
8)        Karir lulusan pendidikan kesetaraan
9)        Pengaruh pendidikan kesetaraan dalam SDM
10)    Pendidikan kesetaraan dalam meningkatkan kualitas SDM

2.3.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dalam pelaksanaan tugas mata kuliah ilmu sosial dasar khususnya tentang pembahasan kualitas pendidikan kesetaran untuk meningkatkan SDM. Melalui makalah ini, penulis mencoba untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep dalam pendidikan kesetaraan dan lebih memahami serta menyadari bahwa pendidikan kesetaraan sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui lulusannya.

2.4.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini yaitu metode deskripsi analisi. Metode tersebut merupakan metode yang memberikan gambaran objektif serta membahasnya secara lengkap yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari website.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1.    Pengertian Pendidikan Kesetaraan
Definisi setara adalah “sepadan, ukuran, pengaruh, fungsi, dan kedudukan”. Sedangkan definisi pendidikan kesetaraan adalah salah satu satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal yang meliputi kelompok belajar (kejar) Program Paket A, Program Paket B, dan Program Paket C yang dapat diselenggarakan melalui Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat kegiatan belajar Masyarakat (PKBM), atau satuan sejenis lainnya.
Ketentuan mengenai kesetaraan ini diatur dakan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 26, ayat (6): “Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.”
Pendidikan kesetaraan dengan slogan “Menjangkau yang tidak terjangkau” berupaya memberikan layanan pendidikan bagi warga yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan formal dengan berbagai alasan. Ada anak usia sekolah yang putus sekolah karena kendala biaya, ada juga orang dewasa yang sudah bekerja, dan berbagai latar belakang yang lain.
Dalam pendidikan kesetaraan selain diberikan materi ilmu pengetahuan juga diberikan materi kecakapan hidup (life skill). Diharapkan dengan adanya kecakapan hidup ini warga belajar akan mampu mandiri dan mampu menciptakan lapangan usaha bagi diri mereka sendiri. Adapun kecakapan hidup yang diberikan tergantung pada karakteristik tempat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kecakapan hidup ini bisa berupa perbengkelan, kerajinan tangan, peternakan maupun pertanian.
Pembelajaran dalam pendidikan kesetaraan ini tidak bisa disamakan dengan sistem pembelajaran di sekolah formal. Pada pendidikan kesetaraan, sistem pembelajaran cenderung luwes sesuai dengan kesepakatan Penyelenggara PKBM dengan warga belajar. Hal ini dikarenakan warga belajar tidak mungkin mengikuti pembelajaran di pagi hari, mereka harus bekerja atau memiliki kesibukan lain.

2.2.    Peranan Pendidikan Kesetaraan
Tak dapat dipungkiri bahwa peranan pendidikan kesetaraan sangat berarti dalam mencerdaskan dan meningkatkan tarap kehidupan masyarakat terutama mereka yang termarjinalkan atau bagi masyarakat yang tidak dapat dilayani oleh pendidikan formal. Berbagai peranan pendidikan kesetaraan diantaranya:
1)        Mendukung program wajib belajar 9 tahun
Peran pendidikan kesetaraan sangat strategis dalam rangka memberikan bekal pengetahuan dan program penuntasan wajib belajar 9 tahun. Mengingat warga belajar yang dilayani adalah masyarakat yang putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, TKI di Luar Negeri, calon TKI, masyarakat di daerah khusus seperti daerah perbatasan, daeah bencana, daerah yang terisolir dengan fasilitas pendidikan yang belum ada dan sebagainya, maka pendidikan kesetaraan akan sangat membantu dalam memperoleh pendidikan.
2)        Pendidikan kesetaraan dalam meningkatkan sumber daya manusia
Fakta menunjukan bahwa pengetahuan dapat diterapkan untuk menciptakan peluang pembangunan ekonomi. Jika ilmu pengetahuan diterapkan dan diadaptasikan sebagaimana mestinya terhadap perekonomian yang ada, maka dapat menjadi penggerak utama dalam pembangunan. Untuk itu meningkatan kualitas SDM, jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global beberapa tahun ke depan. Pada masa mendatang  peningkatan daya saing suatu bangsa perlu mendapatkan perhatian yang serius, khususnya dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.
Pendidikan kesetaraan yang dalam pembelajarannya mengedepankan dua aspek yaitu akademis dan voksional telah memberikan warna pembelajaran pada masyarakat yaitu mampu dalam ilmu dan siap dalam kerja.
3)        Pendidikan kesetaraan melepas belenggu kebodohan
Melalui diversifikasi pelayanan pendidikan kesetaraan, dapat menjangkau masyarakat dimanapun dalam kondisi apapun  dalam mendapatkan layanan pendidikan. Adapun diversifikasi pelayanan pendidikan kesetaraan adalah meliputi:
a.         Pembelajaran langsung; tatap muka secara langsung antara tutor dan peserta didik, baik secara perorangan maupun secara kelompok di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau lembaga-lembaga penyelenggara lainnya.
b.         Pangkalan Belajar; layanan pendidikan yang mangkal pada suatu tempat dan menjadi home-based atau pusat yang memfasilitasi unit-unit pembelajaran atau satuan-satuan Pendidikan Kesetaraan terdekat.
c.         Layanan pendidikan bergerak (mobile eduction service) atau kelas berjalan (mobile classroom) Layanan Jemput Bola (door to door); yaitu layanan pendidikan yang bergerak secara aktif menjangkau peserta didik yang mengalami kesulitan datang ke tempat-tempat pembelajaran, yang dilakukan dengan tutor kunjung.
d.        Homeschooling; adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses belajar mengajar berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.
e.         Sekolahmaya; (virtual school) merupakan situs percontohan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi untuk alternatif sistem belajar, dengan situs: http://www.sekolahmaya.net

2.3.    Tujuan Pendidikan Kesetaraan
Adapun tujuan pendidikan kesetaran, yaitu:
1)        Memperluas akses Pendidikan Dasar 9 tahun melalui jalur Pendidikan Non formal Progam Paket A dan Paket B.
2)        Memperluas akses Pendidikan Menengah melalui jalur Pendidikan Nonformal Progam Paket C.
3)        Menjamin penyelesaian pendidikan dasar yang bermutu bagi anak yang kurang beruntung (putus sekolah, putus lanjut, tidak pernah sekolah), khususnya perempuan, minoritis etnik, dan anak yang bermukim di desa terbelakang, miskin, terpencinl atau sulit dicapai karena letak geografis dan atau keterbatasan transportasi.
4)        Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang dewasa melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan hidup.
5)        Menghapus ketidakadilan gender dalam pendidikan dasar dan menengah, dan
6)        Melayani peserta didik yang memeerlukan pendidikan akademik dan kecakapan hidup secara fleksibel untuk meningkatkan mutu kehidupannya.
7)        Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap warga belajar sehingga dpat memiliki pengetahuan , keterampilan.

2.4.    Fungsi  Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan berfungsi menguatkan (reinforcement) kreativitas dan produktivitas yang telah menyatu dan berkembang pada diri setiap peserta didik melalui pembelajaran kecakapan hidup. Pelaksanaan pendidikan kesetaraan perlu dikembangkan sejalan dengan tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat dan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Hal itu dapat dilakukan melalui pengembangan spektrum pendidikan kesetaraan.Spektrum pendidikan kesetaraan adalah suatu program yang menggambarkan kegiatan pendidikan bermuatan akademik, vicational skill, dan terintegrasi keduanya yang didasarkan pada kebutuhan sasaran. Spektrum pendidikan kesetaraan membuka jalan menuju pendidikan berbasis pengetahuan (knowledge base) dan berbasis ekonomi (economy base).

2.5.    Sasaran Pendidikan Kesetaraan
Pendidikan kesetaraan mempunyai beberapa sasaran utama dan pencapaiannya. Diantaranya :
1)        Kelompok masyarakat usia 15 – 44 yang belum tuntas wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
2)        Kelompok masyarakat yang membentuk komunitas belajar sendiri dengan flexi learning seperti komunitas sekolah rumah atau komunitas e- learning.
3)        Penduduk yang terkendala ke jalur formal karena berbagai hal berikut:
a.         Potensi khusus seperti pemusik, atlet, pelukis dll.
b.         Waktu seperti pengrajin, buruh, dan pekerja lainnya.
c.         Geografi seperti etnik minoritas, suku terasing dan terisolir.
d.        Ekonomi seperti penduduk miskin dari kalangan petani, nelayan, penduduk kumuh dan miskin perkotaan, pekerja rumah tangga, dan tenaga kerja wanita.
e.         Keyakinan seperti warga pondok pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah), bermasalah sosial/hukum seperti anak jalanan, korban Napza, dan anak Lapas.
4)        Peserta didik putus sekolah 3 tahun di atas usia sekolah.
5)        Penduduk usia 15-44 yang belum tuntas wajar Dikas 9 tahun.

2.6.    Macam-Macam Pendidikan Kesetaraan
2.6.1. Program Paket A
Pendidikan Paket A adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan non formal setara SD/MI bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan, Pemegang Ijazah Progaram paket A memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SD/MI.
Syarat mengikuti program paket A :
1.        Belum menempuh pendidikan di SD, dengan prioritas kelompok usia 15-44 tahun.
2.        Putus sekolah dasar.
3.        Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri.
4.        Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (potensi, waktu, geografi, ekonomi, sosial dan hukum, dan keyakinan).

2.6.2. Program Paket B
Pendidikan Paket B adalah program pendidikan dasar pada jalur pendidikan non formal setara SMP/MTs bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan dasar, Pemegang Ijazah Progaram paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMP/MTs.
Syarat mengikuti program paket B :
1.        Lulus Paket A/SD/MI, belum menempuh pendidikan di SMP/MTs dengan prioritas kelompok usia 15-44 tahun.
2.        Putus SMP/MTs.
3.        Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri.
4.        Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (potensi, waktu, geografi, ekonomi, sosial dan hukum, dan keyakinan).

2.6.3. Program Paket C
Pendidikan Paket C adalah program pendidikan menengah pada jalur pendidikan non formal setara SMA/MA bagi siapapun yang terkendala kependidikan formal atau berminat dan memilih pendidikan kesetaraan untuk ketuntasan pendidikan menengah, Pemegang Ijazah Progaram paket B memiliki hak eligibilitas yang sama dengan pemegang ijazah SMA/MA
Syarat mengikuti program paket C :
1.        Lulus Paket B/SMP/MTs.
2.        Putus SMA/M.A, SMK/MAK.
3.        Tidak menempuh sekolah formal karena pilihan sendiri.
4.        Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor (potensi, waktu, geografi, ekonomi, sosial dan hukum, dan keyakinan).

2.7.    Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Kesetaraan
Standar kompetensi lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL pendidikan kesetaraan berorientasi pada kecakapan hidup.
SKL Pendidikan Kesetaraan sama dengan SKL pendidikan formal akan tetapi memiliki kekhasan sendiri meliputi:
a)        Program Paket A agar lulusannya memiliki  keterampilan dasar memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b)        Program Paket B agar memiliki keterampilan untuk memenuhi tuntutan dunia kerja.
c)        Program Paket C agar memiliki keterampilan untuk berwiraswasta.

2.8.    Karir Lulusan Pendidikan Kesetaraan
Kejar Paket A, B, dan C lulusannya tersebar dimana-mana ada yang berwiraswasta, bekerja diperusahaan swasta atau pemerintahan, melanjutkan ke perguruan tinggi bahkan ada yang menjadi anggota Dewan. sudah barang tentu karena ada peluang  dan kualitas alumni tersebut dapat menduduki jabatan.
Untuk menciptakan lulusan yang berkualitas atau mempunyai keahlian banyak aspek yang dapat menunjang diantaranya pendidik yang sesuai dengan kompetensinya, sarana dan prasarana yang menunjang. Memang untuk merekrut pendidik tidak semudah seperti di pendidikan formal, pendidik di nonformal tidak hanya semata-semata mencari materi tetapi niat tulus untuk menstransfer ilmu/pengetahuan yang dimilki.
Untuk bisa bersaing dengan lulusan formal maka lulusan kesetaraan sebaiknya menambah wawasan/pengetahuannya tidak hanya didapat dari tempat menuntut ilmu saja tapi bisa dari sumber-sumber lain  yang sesuai. Selain itu juga program kesetaraan terutama kejar Paket C diberikan bekal Life Skill yang sesuai dengan kondisi lingkungan kelompok belajar, karena diharapkan lulusannya mempunyai keahlian serta siap pakai dalam artian siap untuk menghadapi dunia kerja.

2.9.    Pengaruh Pendidikan Kesetaraan Dalam SDM
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pertumbuhan dan pengembangan pendidikan masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan kunci dasar dari suatu negara.
Upaya konkrit yang perlu dipacu adalah mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pembangunan pendidikan. SDM sangat diperlukan untuk pembangunan sektor industri dan sektor lainnya atau dapat memanfaatkan  SDM yang dihasilkan oleh pembangunan pendidikan.
Program pendidikan untuk memajukan pendidikan sudah semakin dirasakan seperti perluasan dan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi. Secara teoritis bahwa pendidikan akan menimbulkan differensiasi kerja. Hal ini tidak dapat disangkal, sebab pendidikan dengan berbagai jenis dan jenjang, baik pendidikan formal maupun non formal akan memberikan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan sikap pada subjek didik dalam berbagai bidang dan aspek. Manusia terdidik akan memiliki daya cipta, rasa, karsa dan karya, dan pada saatnya manusia itu akan terjun ke lapangan kerja dan sedapat-dapatnya mencipta lapangan kerja. Hal ini boleh di contohi seperti negara berkembang dan menuju negara maju seperti Brunei, Singapore, Malaysia, Korea, China dan Jepang sangat mementingkan nilai-nilai Sumber Daya Manusia demi kemajuan masyarakat, negara dan bangsanya.

2.10.    Pendidikan Kesetaraan Dalam Meningkatkan Kualitas SDM
Dalam era globalisasi, Indonesia kini menghadapi tantangan baru dalam memasuki era globalisasi. Disisi lain permasalahan internal juga datang silih berganti, isu-isu kritis yang sering muncul adalah adanya keinginan untuk melakukan perbaikan di segala  bidang termasuk pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu komponen supra sistem pembangunan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.  
Pembangunan didefinisikan  sebagai upaya suatu bangsa untuk meningkatkan mutu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang berkelanjutan.
Dari pernyataan di atas dapat kita lihat bahwa untuk membangun suatu bangsa diperlukan sumber daya baik alam maupun manusia. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses keberhasilan suatu pembangunan. Permasalahan dunia dan permasalahan nasional yang semakin komplek menuntut kita untuk senantiasa belajar agar tidak gagap terhadap perubahan. Jumlah penduduk yang semakin meningkat, cadangan energi yang kian menipis, ragam budaya yang berbeda, konflik internal dan internasional mengharuskan kita untuk senantiasa belajar.
Fakta yang ada memperlihatkan bahwa pendidikan konvensional pada saat ini kurang memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah yang ada malah semakin memperlebar kesenjangan yang ada. Semakin tinggi seseorang sekolah semakin tercerabut ia dari kehidupan. Pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan alternatif yang dapat memberikan warna baru dalam dunia pendidikan.  Pada era tahun 70an mengalami fase-fase keemasan, tetapi kini Pendidikan luar sekolah mulai menggeliat untuk bisa berkontribusi kembali dalam membentuk SDM-SDM yang berkualitas dan berjalan beriringan dengan pendidikan jalur persekolahan.
Pendidikan kesetaraan diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam melahirkan generasi unggul yang siap untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang mempunyai wibawa dan disegani, disamping siap berkompetisi lebih terbuka di tataran internasional.
Pendidikan kesetaraan dapat menjadi jembatan  untuk bisa memecahkan permasalahan yang ada serta memberikan kontribusi dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas sebagai modal utama dalam pembangunan untuk menghadapi globalisasi.
Dari pemaparan diatas kita dapat merekonstruksi kembali tentang hakekat SDM yang berkualitas untuk membangun bangsa ini. SDM yang berkualitas dapat terbentuk melalui proses pendidikan  baik pendidikan persekolahan maupun pendidikan luar sekolah. Hakikat pembangunan adalah adanya perubahan menuju kearah yang lebih baik dengan direncanakan dan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.














BAB III
PENUTUP

3.1.    Kesimpulan
Program kesetaran Paket A, B, dan C diberikan bekal Life Skill atau keterampilan wirausaha telah menghasilkan lulusan yang mempunyai keahlian  dapat bersaing di dunia kerja.
Pengembangan sumber daya manusia lewat program-program pendidikan kesetaraan diharapkan dapat menghasilkan SDM-SDM yang berkualitas yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi ia juga mempunyai keterampilan dan citra diri yang positif mengenai keanekaragaman budaya dalam menghadapi era globalisasi. Dan juga tidak hanya memiliki kompetensi akademik, tetapi juga keterampilan fungsional, sikap dan kepribadian profesional.
SDM yang berkualitas dapat dilakukan dengan  relevansi pendidikan non formal dengan pengembangan sumber daya manusia yaitu  lewat pendidikan dengan yang berorientasi pada wawasan global dan pembelajaran innovatif.
Upaya pengembangan sumber daya manusia lewat pendidikan kesetaraan juga menghadapi tantangan yang tidak sedikit, tetapi walaupun demikian diharapkan pendidikan kesetaraan semakin eksis dalam masyarakat sebagai dampak dari adanya tujuan global pendidikan tentang  education for all. Dengan demikian kontribusi pendidikan luar sekolah dalam pembentukan sumber daya manusia yang akan menjadi pelaku pembangunan untuk menghadapi era globalisasi bukanlah sekedar harapan dan impian. Tetapi suatu keharusan bagi kita kalangan akademisi dan praktisi untuk bisa mensukseskannya.



DAFTAR PUSTAKA



0 comments:

Post a Comment

Copyright by Fauziah Safarina 2012. Powered by Blogger.

GUNADARMA UNIVERSITY

STUDENTSITE NEWS

My Twitter

Twitter icon

My Tweets

Loading..

Popular Posts

Total Pageviews